Selasa, 23 Oktober 2018

Habib Umar Bin Hafidz Derajat Orang Yang Berilmu

.
TIGA DERAJAT ORANG BERILMU

1. Derajat Al Alim

Yaitu orang yang memiliki ilmu cukup untuk skala lokal, kebutuhan masyarakat sekampung, sedesa, sekecamatan.
Ia ibarat parit, sungai kecil. Mencukupi kebutuhan air untuk skala kecil, sekampung. Parit, atau sungai kecil, mudah sekali keruh jika hujan, mudah tercemar, terpengaruh hoax dan isu-isu agama, politik dan provokasi.

2. Derajat Al-Allaamah

Yaitu orang yang memiliki ilmu cukup untuk skala kabupaten. Ia bisa mencukupi berbagai permasalahan dan kebutuhan masyarakat sekabupaten.
Ia ibarat sebuah sungai besar, tidak mudah tercemar dan kotor, tetapi tidak kuat menghadapi hujan lebat, longsor, dan banjir. Orang tipe ini, tidak mudah terpengaruh isu-isu agama, politik, dan propaganda, kecuali jika isu dan permasalahannya skala nasional.

3. Derajat Bahrul Fahhaamah

Yaitu orang yang berilmu sangat banyak, ujung keilmuannya tidak terukur. Bahrul Fahhamah, adalah samudera. Keilmuannya sudah seperti samudera yang mencukupi kebutuhan manusia satu negara, hingga satu benua. Samudera ilmu tidak akan tercemar walaupun dihujankan limbah kotoran dari alam dan oleh manusia jutaan ton setiap hari.

Jumat, 19 Oktober 2018

KISAH UWAIS AL QORNI

"NAMANYA TIDAK TERKENAL DI BUMI TAPI TERKENAL DI LANGIT"

Uwais Al-Qorni (Yang Tidak Meminta Syurga)

Uwais al-Qorni sosok pemuda yang tidak dikenal di bumi tapi namanya harum di langit menjadi perbincangan para Malaikat. Bahkan, di bumi orang-orang menganggapnya gila.

Uwais al-Qorni hidup masa Rasulullah dan tinggal di negeri Yaman. Hidupnya miskin dan ia menderita sakit kulit dan dimana seluruh tubuhnya belang-belang. Ia tinggal bersama Ibunya yang sudah berusia senja. Apapun permintan Ibunya selalu dipenuhi. Hingga tiba saatnya Sang Ibu meminta satu permintaan yang sulit ia kabulkan.

"Wahai Ananda, Ibu sudah tua. Ibu rindu melihat Ka'bah. Ibu rindu melakukan ibadah haji. Mungkinkah Engkau bawah Ibumu ke Tanah Suci..?". Pinta Sang Ibu kepada anaknya Uwais.

Melihat permintaan Ibu yang begitu serius, Uwais sebenarnya tidak ingin mengecewakan Ibunya. Tapi kondisi hidup yang miskin dan tidak memiliki unta membuat harapan Ibunya seakan mustahil diwujudkan.

Namun, Uwais tidak kehabisan akal. Kondisi hidupnya yang miskin tidak dijadikan alasan dan dalil untuk menolak permintaan Ibu. Uwais akhirnya membeli seekor anak lembu dan ia membuat kandangnya di puncak bukit. Setiap pagi ia gendong anak lembu itu untuk di turunkan, dan sore harinya anak lembu itu kembali ia naikkan ke puncak bukit. Inilah penyebab kenapa orang-orang menganggap Uwais gila.

Akhirnya 8 bulan kemudian baru terjawab. Uwais membeli anak lembu sebagai latihan fisi, agar otot-ototnya kuat. Bagaikan Ibu hamil yang tidak terasa bayi yang dikandungnya semakin hari semakin besar. Uwais pun tidak menyangka, kalau sekarang ia sudah mampuh mengangkat beban yang berat. Maka lembu yang sudah besar itu dijual untuk biaya perjalanannya dan ia menggendong Ibunya dari Yaman ke Mekah.

Saat tiba di Mekah, Sang Ibu sudah mulai berlinangan air mata. Terharu dengan pengabdian anaknya yang luar biasa. Saat tiba di tempat yang mustajabah, Ibunya mendengar anaknya Uwais berdoa, " Ya Allah..,  Masukkanlah Ibu ke Syurga.."

Mendengar doa Uwais seperti itu Ibunya berkata, "Kenapa engkah tidak berdoa kepada dirimu, Nak..?, Kenapa hanya Ibu saja yang engkau doakan..?". Uwais menjawab, "Dengan Ibu masuk Syurga, Ibu akan ridha kepada ku, maka cukup dengan ridha Ibu yang akan mengantarkanku masuk Syurga".

Jawaban Uwais seperti itu membuat Ibunya semakin kagum kepada anakny. Tanpa ia berdoa kesembuhannya, penyakit kulit yang di derita Uwais sembuh seketika. Kecuali hanya bulatan kecil di tangannya sebagai tanda bagi Syaidina Umar dan Syaidina Ali ketika mencari siapa Uwais al-Qorni, karena Rasulullah memerintahkan Syaidina Umar dan Syaidina Ali  untuk mencari Uwais, meminta di doakan oleh Uwais karena doanya diterima oleh Allah SWT.

Uwais al-Qorni tidak mendoakan Syurga, ia hanya mencari ridha Ibunya. Namun tahukah apa yang didapatkan Uwais..? Ternyata Uwais tidak hanya masuk Syurga, ia juga diberikan jatah Syafa'at sehingga mampu membawah orang lain masuk Syurga bersamanya. Sejumlah bilangan manusia dalam suku Rabi'ah dan Mudhar  (dua suku terbesar dalam bangsa Arab).

Pada tahun 39 Hijriyah, Uwais al-Qorni pun wafat menghadap Sang Ilahi. Anehnya, pada saat Uwais dimandikan, tiba-tiba sudah banyak orang yang tidak dikenal berebutan untuk memandikannya. Begitu pula ketika jenazah mau dikafani, di shalat dan dikuburkan. Bahkan, tidak lama kemudian, sudah tidak terlihat ada bekas kuburannya.
Kepergian Uwais al-Qorni menggemparkan masyarakat Yaman. Lantaran banyak sekali terjadi hal-hal yang amat mengherankan.

Semoga kisah ini dapat menjadi motivasi buat kita semua..

Aamiin.. Ya Robbal Aalamiin..

Rabu, 17 Oktober 2018

HABIB SYAIKHON

🌻KHORIQIL 'ADAH🌻
PAKU BUMI WILAYAH BARAT PULAU JAWA

Kisah Nyeleneh Wan Sehan, Beli Toyota Fortuner Pakai Daun, Setelah Itu Dicoret - coret Pakai Pilox

Kisah Nyeleneh Habib Syaikhon baru-baru ini diungkap oleh Ustadz Jaka Tingkir.

Keturunan Rosululloh yang akrab dipanggil oleh Masyarakat Jabodetabek ini disebut Wan Sehan memang kerap melakukan perbuatan yang tak umum, diluar nalar dan bahkan kebanyakan manusia menganggapnya ganjil dan nyeleneh.

Seperti yang pernah diceritakan oleh Ust Jaka Tingkir ketika Wan Sehan mengikuti acara maulid Nabi di masjid Nurussalam disamping rumah Jaka Tingkir,

Usai acara maulid, Jaka Tingkir dipanggil oleh Wan Sehan untuk mengambil daun dan menyimpannya di dalam koper, Kemudian Wan Sehan menyuruh Jaka Tingkir untuk membeli mobil Toyota Fortuner yang berwarna putih pakai daun dalam koper tersebut, Namun Jaka Tingkir heran dan bertanya dalam hati (kok beli mobil baru pakai daun?) kata Jaka Tingkir dalam hati.

Jaka Tingkir akhirnya membawa koper berisi daun tersebut dan membawanya ke dealer untuk membeli mobil yang dipesan Wan Sehan.
Sesampainya di dealer mobil, hati Jaka Tingkir terasa dagdigdug. antara perasaan takut dan tak percaya bahwa yang dibawanya adalah uang beneran.

Dengan mengucap بسم الله الرحمن الرحيم sambil keluar keringat dingin, Jaka Tingkir akhirnya membuka koper tadi yang hanya berisi daun, Ia terperanjat dan kaget ketika semua daun tersebut berubah menjadi uang, dan akhirnya Jaka Tingkir langsung membawa mobil Toyota Fortuner puth itu di depan mata Wan Sehan.

Sesampainya di rumah ternyata Wan Sehan sudah menunggu dengan tangan yang memegang pilox, Bukannya mau test drive, mobil baru atas nama Wan Sehan tersebut malah dicoret-coret sendiri dengan menggunakan pilox berwarna warni.

Jaka Tingkir kembali terheran-heran dengan kelakuan Wan Sehan, Namun dengan kejadian tersebut, ia bisa mengambil hikmah dari kelakuan Wan Sehan yang ganjil tersebut.

Yang pasti hikmahnya adalah,
✔1. Maling males mau nyolong
✔2. Membahagiakan pengguna jalan, karena yang melihat mobil ini pasti ketawa hahaha
✔3. Menghilangkan rasa bangga dengan harta dunia
✔4. Yang keempat hanya Alloh yang tahu, Wallohu A'lam.

Hari Santri Nasional 2018

*Resolusi Jihad*

73 tahun silam di Hari Esok Ada Fatwa Jihad Yg di Komandani Hadrotus Syaikh Hasyim Asyari , fatwa Jihad merupakan pintu masuk adanya Resolusi Jihad
--------------------------------
17 Agustus 1945
Siaran berita Proklamasi Kemerdekaan sampai ke Surabaya dan kota-kota lain di Jawa, membawa situasi revolusioner. Tanpa komando, rakyat berinisiatif mengambil-alih berbagai kantor dan instalasi dari penguasaan Jepang.

31 Agustus 1945
Belanda mengajukan permintaan kepada pimpinan Surabaya untuk mengibarkan bendera Tri-Warna untuk merayakan hari kelahiran Ratu Belanda, Wilhelmina Armgard.

17 September 1945
Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan sebuah Fatwa Jihad yang berisikan ijtihad bahwa perjuangan membela tanah air sebagai suatu jihad fi sabilillah. Fatwa ini merupakan bentuk penjelasan atas pertanyaan Presiden Soekarno yang memohon fatwa hukum mempertahankan kemerdekaan bagi umat Islam.

19 September 1945
Terjadi insiden tembak menembak di Hotel Oranje antara pasukan Belanda dan para pejuang Hizbullah Surabaya. Seorang kader Pemuda Ansor bernama Cak Asy’ari menaiki tiang bendera dan merobek warna biru, sehingga hanya tertinggal Merah Putih.

23-24 September 1945
Terjadi perebutan dan pengambilalihan senjata dari markas dan gudang-gudang senjata Jepang oleh laskar-laskar rakyat, termasuk Hizbullah.

25 September 1945
Bersamaan dengan situasi Surabaya yang makin mencekam, Laskar Hizbullah Surabaya dipimpin KH Abdunnafik melakukan konsolidasi dan menyusun struktur organisasi. Dibentuk cabang-cabang Hizbullah Surabaya dengan anggota antara lain dari unsur Pemuda Ansor dan Hizbul Wathan.Diputuskan pimpinan Hizbullah Surabaya Tengah (Hussaini Tiway dan Moh. Muhajir), Surabaya Barat (Damiri Ichsan dan A. Hamid Has), Surabaya Selatan (Mas Ahmad, Syafi’i, dan Abid Shaleh), Surabaya Timur (Mustakim Zain, Abdul Manan, dan Achyat).

5 Oktober 1945
Pemerintah pusat membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Para pejuang eks PETA, eks KNIL, Heiho, Kaigun, Hizbullah, Barisan Pelopor, dan para pemuda lainnya diminta mendaftar sebagai anggota TKR melalui kantor-kantor BKR setempat.

15-20 Oktober 1945
Meletus pertempuran lima hari di Semarang antara sisa pasukan Jepang yang belum menyerah dengan para pejuang.

21-22 Oktober 1945
PBNU menggelar rapat konsul NU se-Jawa dan Madura. Rapat digelar di Kantor Hofdsbestuur Nahdlatul Ulama di Jalan Bubutan VI No 2 Surabaya. Di tempat inilah setelah membahas situasi perjuangan dan membicarakan upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Di akhir pertemuan pada tanggal 22 Oktober 1945 PBNU akhirnya mengeluarkan sebuah Resolusi Jihad sekaligus menguatkan fatwa jihad Rais Akbar NU Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari.

25 Oktober 1945
Sekitar 6.000 pasukan Inggris yang tergabung dalam Brigade ke-49 Divisi ke-26 India mendarat di Surabaya. Pasukan ini dipimpin Brigjend AWS. Mallaby. Pasukan ini diboncengi NICA (Netherlands-Indies Civil Administration).

26 Oktober 1945
Terjadi perundingan lanjutan mengenai genjatan senjata antara pihak Surabaya dan pasukan Sekutu. Hadir dalam perundingan itu dari pihak Sekutu Brigjend Mallaby dan jajarannya, dari pihak Surabaya diwakili Sudirman, Dul Arnowo, Radjamin Nasution (Walikota Surabaya) dan Muhammad.

27 Oktober 1945
Mayjen DC.Hawtorn bertindak sebagai Panglima AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) untuk Jawa, Madura, Bali dan Lombok menyebarkan pamflet melalui udara menegaskan kekuasaan Inggris di Surabaya, dan pelarangan memegang senjata selain bagi mereka yang menjadi pasukan Inggris. Jika ada yang memegangnya, dalam pamflet tersebut disebutkan bahwa Inggris memiliki alasan untuk menembaknya. Laskar Hizbullah dan para pejuang Surabaya marah dan langsung bersatu menyerang Inggris. Pasukan Inggris pun balik menyerang, dan terjadi pertempuran di Penjara Kalisosok yang ketika itu berada dalam penjagaaan pejuang Surabaya.

28 Oktober 1945
Laskar Hizbullah dan Pejuang Surabaya lainnya berbekal senjata rampasan dari Jepang, bambu runcing, dan clurit, melakukan serangan frontal terhadap pos-pos dan markas Pasukan Inggris. Inggris kewalahan menghadapi gelombang kemarahan pasukan rakyat dan massa yang semakin menjadi-jadi.

29 Oktober 1945
Terjadi baku tembak terbuka dan peperangan massal di sudut-sudut Kota Surabaya. Pasukan Laskar Hizbullah Surabaya Selatan mengepung pasukan Inggris yang ada di gedung HBS, BPM, Stasiun Kereta Api SS, dan Kantor Kawedanan. Kesatuan Hizbullah dari Sepanjang bersama TKR dan Pemuda Rakyat Indonesia (PRI) menggempur pasukan Inggris yang ada di Stasiun Kereta Api Trem OJS Joyoboyo.

29 Oktober 1945
Perwira Inggris Kolonel Cruickshank menyatakan pihaknya telah terkepung. Mayjen Hawtorn dari Brigade ke-49 menelpon dan meminta Presiden Soekarno agar menggunakan pengaruhnya untuk menghentikan pertempuran. Hari itu juga, dengan sebuah perjanjian, Presiden Soekarno didampingi Wapres Mohammad Hatta terbang ke Surabaya dan langsung turun ke jalan-jalan meredakan situasi perang.

30 Oktober 1945
Genjatan senjata dicapai kedua pihak, Laskar arek-arek Surabaya dan pasukan Sekutu-Inggris. Disepakati diadakan pertukaran tawanan, pasukan Inggris mundur ke Pelabuhan Tanjung Perak dan Darmo (kamp Interniran), dan mengakui eksistensi Republik Indonesia.

30 Oktober 1945
Sore hari usai kesepakatan genjatan senjata, rombongan Biro Kontak Inggris menuju ke Gedung Internatio yang terletak disaping Jembatan Merah. Namun sekelompok pemuda Surabaya menolak penempatan pasukan Inggris di gedung tersebut. Mereka meminta pasukan Inggris kembali ke Tanjung Perak sesuai kesepakatan genjatan senjata. Hingga akhirnya terjadi ketegangan yang menyulut baku tembak. Di tempat ini secara mengejutkan Brigjen Mallaby tertembak dan mobilnya terbakar.

31 Oktober 1945
Panglima AFNEI Letjen Philip Christison mengeluarkan ancaman dan ultimatum jika para pelaku serangan yang menewaskan Brigjen Mallaby tidak menyerahkan diri maka pihaknya akan mengerahkan seluruh kekuatan militer darat, udara, dan laut untuk membumihanguskan Surabaya.

7-8 November 1945
Kongres Umat Islam di Yogyakarta mengukuhkan Resolusi Jihad Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sebagai kebulatan sikap merespon makin gentingnya keadaan pasca ultimatum AFNEI.

9 November 1945
Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari sebagai komando tertinggi Laskar Hizbullah menginstruksikan Laskar Hizbullah dari berbagai penjuru memasuki Surabaya untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan dengan satu sikap akhir, menolak menyerah. KH Abbas Buntet Cirebon diperintahkan memimpin langsung komando pertempuran. Para komandan resimen yang turut membantu Kiai Abbas antara lain Kiai Wahab (KH. Abd. Wahab Hasbullah), Bung Tomo (Sutomo), Cak Roeslan (Roeslan Abdulgani), Cak Mansur (KH. Mas Mansur), dan Cak Arnowo (Doel Arnowo).Bung Tomo melalui pidatonya yang disiarkan radio membakar semangat para pejuang dengan pekik takbirnya untuk bersiap syahid di jalan Allah SWT.

10 November 1945
Pertempuran kembali meluas menyambut berakhirnya ultimatum AFNEI. Inggris mengerahkan 24.000 pasukan dari Divisi ke-5 dengan persenjataan meliputi 21 tank Sherman dan 24 pesawat tempur dari Jakarta untuk mendukung pasukan mereka di Surabaya. Perang besar pun pecah. Ribuan pejuang syahid. Pasukan Kiai Abbas berhasil memaksa pasukan Inggris kocar-kacir dan berhasil menembak jatuh tiga pesawat tempur RAF Inggris.

Wesbite PBNU/www.nu.or.id

Selasa, 16 Oktober 2018

Kisah Di Balik Qosidah Busyrolana

*KISAH DI BALIK QASIDAH BUSYROLANA*

Pada waktu itu kunjungan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi Al Maliki pertama kali di Kwitang. Di saat itu masih ada Al Habib Ali bin Husein Al Attas.

Di saat Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki usai memberikan ceramahnya, Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki meminta kepada Al Habib Muhammad Al Habsyi (anak dari Al Habib Ali Al Habsyi shohibul Majlis Kwitang) agar di perkenankan para muridnya menyenandungkan Qasidah Busyrolana.

Di saat Qasidah di senandungkan tak henti hentinya Al Habib Ali bin Husein Al attas yang pada waktu itu hadir dalam keadaan kurang sehat menangis terus.

Dan Al Habib Ali bin Husein Al attas di dalam tangisnya selalu menyebut-nyebut nama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Saat selesai dibaca Qasidah tersebut, Al Habib Ali bin Husein Al Attas bersuara yang didengar oleh para Habaib dan Ulama yang ada di depan Mimbar.

Al Habib Ali bin Husein Al Attas waktu itu berkata dengan bait Qasidah;
_"Ya Rasulullahi Ji'na lii ziaroh Qosidina, Nartaji minkas syafa'ah, indarrobil 'alamiina"_

"Wahai Rasulullah ﷺ kami datang untuk bermaksud ziarah, kami berharap darimu syafa'at kelak di hadapan Rabbul 'alamiin"

Abuya Sayyid Muhammad Al Maliki pun bertanya pada Al Habib Ali bin Husein Al Attas, apa gerangan yang membuatnya menangis dan tidak henti-hentinya menyebut nama Rasulullah ﷺ.

Lalu kemudian, Al Habib Ali bin Husein Al Attas menjawab:
_"Aku tidak bisa menahan air mata ini karena di hadapanku ada Rasulullah ﷺ dan bergembira dengan dibacakannya Qosidah tersebut *(BUSYROLANA)*"_

*۰۞۰ بشری لنا ۰۞۰*

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا

Kebahagiaan milik kami karena kami memperoleh harapan dan hilang sudah semua kesusahan, lengkap sudah semua kebahagiaan

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا والدهر أنجز وعده ، والبشر اضحی معلنا

Dan waktu sudah menepati janjinya dan kebahagiaan menampakkan kemuliaan kami.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا يانفس طيبی باللقا ، ياعين قری اعينا

Wahai jiwa bahagialah, karena kau akan berjumpa dia.. Wahai mata, tenanglah dan tenanglah.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا هذا جمال المصطفی ، أنواره لاحت لنا

Lihat! Inilah keindahan Al Musthofa, cahayanya memancar-mancar menembus jiwa kita.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا ياطيبة ماذا نقول ، وفيك قدحل الرسول

Duhai Thoybah (Madinah), apa yang bisa kami katakan? Jika Rasul telah mendiami wilayahmu.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا وکلنا نرجوالوصول ، لمحمد نبينا

Dan kami semua ingin berjumpa dengan Muhammad, Nabi kami

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا ياروضة الهادی الشفيع ، وصاحبيه والبقيع

Duhai taman Nabi pembawa petunjuk dan pemberi syafa’at dan kedua temannya serta tanah Baqi’.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا أکتب لنا نحن الجميع ، زيارة لحبيبنا

Catatlah kami semua, bahwa kami berziarah kepada kekasih kami.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا صل وسلم ياسلام ، علی النبی ماحی الظلام

Wahai Tuhan yang Maha Pemberi keselamatan, berikan sholawat dan salam kepada Nabi pengikis kegelapan.

بشری لنا نلناالمنا ، زال العنی وفاالهنا والال والصحب الکرام ، ماأنشدت بشری لنا

Juga kepada keluarga nabi, para sahabat yang mulia, selama disenandungkan Qosidah ”Busyrolana”

Perbuatan Yang Makruh Dalam Sholat

Perbuatan yang Makruh Dalam Sholat
Meninggalkan perbuatan sunnah
Misalnya ketika tidak membaca doa iftitah pada rakaat pertama, qunut shubuh, tasyahud awal, tasbih ketika ruku’ dan sujud, dan lain sebagainya.
Menoleh
Menoleh ke kiri atau ke kanan dapat mempengaruhi konsentrasi seseorang dalam shalat, sehingga dapat mempengaruhi kekhusyukan shalat yang sedang dilaksanakan.
Menengadah
Hal ini dikarenakan bertentangan dengan kesopanan dan tata krama. Dimaksudkan agar sholat dilaksanakan dengan penuh khusyu’ dan tawadhu’.
Menahan Hajat
Ketika akan sholat, hendaknya semua hal yang dapat mengganggu kehkusyukan sholat terlebih dahulu dihindari. Misalnya ingin buang air kecil, buang air besar, dan semacamnya.
Menahan lapar
Dimakruhkan sholat dalam kondisi sangat lapar, menahan lapar, atau ada keinginan untuk menyantap makanan yang telah dihidangkan.
Menahan Kantuk
Termasuk usaha untuk mendatangkan khusyu’ ketika sholat adalah tidak sholat dalam keadaan mengantuk. Jika dalam keadaan mengantuk berat maka dianjurkan untuk tidur terlebih dahulu, atau dengan mencari solusi menghilangkan kantuk.
Menggunakan sesuatu yang mengganggu
Kondisi lingkungan sekitar harus kondusif yang memungkinkan seseorang melaksanakan sholat dalam situasi tenang dan penuh konsentrasi. Oleh karena itulah, sholat di keramaian atau di tengah suasana gaduh adalah dimakruhkan, seperti di jalan dan sebagainya.
Shalat di sekitar najis dan tempat yang kotor
Selain pakaian, tempat dan badan harus bersih dan suci, tempat sekitar yang digunakan untuk sholat juga sebaiknya bersih dan suci.
Meludah
Bertolak Pinggang
Menguap atau Batuk, menguap ketika sholat merupakan tindakan tidak sopan kepada Allah, hendaknya ditahan sebisa mungkin. Tidak membuka mulutnya lebar-lebar, apalagi sampai menimbulkan suara.
Mempermainkan Anggota Badan
Hendaknya ketika sholat, anggota badan itu tenang dan tidak melakukan gerakan-gerakan di luar ketentuan sholat. Jika gerakannya banyak maka dihukumi batal, dan jika gerakannya sedikit maka dihukumi makruh.
Mengangkat Pakaian
Ketika berpindah dari satu rukun ke rukun lain, hendaknya tidak merapikan atau mengangkat pakaian bagian depan atau belakang karena khawatir kotor, atau terbuka dan semacamnya.
Membersihkan Tempat Sujud
Dalam Sholat diusahakan sebisa mungkin mengurangi gerakan yang tidak diperlukan, diantaranya membersihkan tempat sujud. Baiknya dilakukan sebelum memulai sholat.
Tidak memakai tutup kepala
Hendaknya untuk kaum laki-laki, menggunakan penutup kepala, songkok atau peci. Sebagai bentuk penghormatan kepada Allah SWT.
Memejamkan Mata
Hal ini dikecualikan jika memang kita tidak bisa khusyu’ selain dengan memejamkan mata.

SIAPAKAH HABIB UMAR HBIB HAFIDZ ITU ???

Siapakah Alhabib Umar bin Hafidz Bin Syaikh Abu Bakr (BSA)?
_
Beliau dilahirkan sebelum fajar, hari Senin, 4 Muharram 1383 H / 27 Mei 1963 M di kota Tarim. Di kota yang penuh berkah inilah beliau tumbuh dan menerima didikan agama serta menghafal Al-qur'an dalam keluarga yang terkenal dengan keimanan, ilmi dan akhlak yang luhur. Guru pertama beliau adalah ayahanda beliau sendiri, yaitu Habib Muhammad bin Salim yang merupakan mufti kota Tarim Al-ghanna pada saat itu. Ayah beliau adalah seorang intelektual Islam dan seorang penyeru ke jalan Allah. Ayah beliau diculik secara tragis oleh kelompok komunis dan diperkirakan telah meninggal.
_
Beliau, Alhabib Umar bin Hafidz telah benar-benar memahami Al-qur'an sehingga ia telah diberikan sesuatu yang khusus dari Allah meskipun usianya masih muda.
_
Beliau kini tinggal di Tarim, Yaman dimana beliau mengawasi perkembangan di Darul Musthofa dan berbagai pesantren yang telah dibangun dibawah manajemen beliau.
_
Beliau pun masih aktif dalam penyebaran Islam sehingga beliau meluangkan waktu hampir setiap tahunnya untuk mengunjungi berbagai negara di seluruh dunia termasuk Indonesia demi melaksanakan kegiatan-kegiatan mulianya.
_
اللهم صلّ وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين.. _
@sulaimanrfai
#nasehat #nasihat #habaib #renungan #ahlulbait #ahlulbayt #alawiyyin #ilmu #hijrah #hijrahsantun #tarim #yaman #tarem #yemeni #MR #majlisrasulullah #majelisrasulullahsaw #habib #habibmundzir #habibumarbinhafidz #habibumar #ustadsegafbaharun #habibumarindonesia #habibalialjufri #habibalialjufrie #senyum

Senin, 15 Oktober 2018

HABIB UMAR BIN HAFIDZ DAKWAH DALAM SEGALA KEADAAN

DAKWAH DALAM SEGALA HAL & SETIAP KEADAAN

Sebagai Renungan dan Pengingat kita semua

Zaman dahulu, orang sulit mencari ilmu tapi mudah mengamalkannya. Zaman sekarang, orang mudah mencari ilmu tp sulit mengamalkannya.

Dahulu, ilmu dikejar, ditulis, dihafal, diamalkan dan diajarkan. Sekarang, ilmu diunduh, disimpan dan dikoleksi, lalu diperdebatkan.

Dahulu, butuh peras keringat dan banting tulang untuk mendapatkan ilmu. Sekarang, cukup peras kuota internet sambil duduk manis ditemani secangkir minuman dan snack.

Dahulu, ilmu disimpan di dalam hati, selama hati masih normal, ilmu tetap terjaga. Sekarang, ilmu disimpan di dalam memori gadget, kalau baterai habis, ilmu tertinggal. Kalau gadget rusak, hilanglah ilmu.

Dahulu, harus duduk berjam-jam di hadapan guru penuh rasa hormat dan sopan, maka ilmu merasuk bersama keberkahan. Sekarang, cukup tekan tombol atau layar sambil tidur2an, maka ilmu merasuk bersama kemalasan.

Kita telah sampai di zaman dimana bicara tanpa perlu suara, melihat tanpa perlu tatap muka dan memanggil tanpa perlu teriak. Hingga Bicara hanya perlu ketik saja. Melihat hanya perlu klik saja. Dan memanggil hanya perlu ping saja. Social Media telah menjadi budaya, Al-Qur’an pun semakin terlupa.

Dari yang hanya melihat-lihat, sampai mereka yg beradu pendapat. Dari tingkah yang dibuat-buat, sampai yang terang-terangan maksiat. Hingga tak sadar jemari ini berkhianat, menulis sesuatu yg tak bermanfaat. Hingga tak sadar mata ini berkhianat, melihat apa yang seharusnya tak boleh dilihat.

Wahai diri ingatlah !!!
Matamu akan menjadi saksi atas apa yang kau lihat.
Jemarimu akan menjadi saksi atas apa yang telah engkau tulis.

Suatu hari nanti apapun yg kau lakukan dengan anggota badanmu akan bersaksi dihadapan Penciptanya. Maka dapatkah kau membantahnya? Maka jgn sampai mereka menjadi musuhmu dihari perhitungan nanti.

Menjadi saksi keburukanmu di Sosial Media, saksi atas apa yang kau lihat, saksi atas apa yang kau tulis. saksi atas segala apa yang kita lakukan di Sosial Media.

Gunakan HPmu sebagai ladang amal,
Sebarkan kebaikan dan ilmu yang bermanfaat.

Minggu, 14 Oktober 2018

IBUNDA AL HABIB UMAR BIN HAFIDZ

IBUNDA HABIB UMAR BIN HAFIDZ

Teladan Wanita Muslimah saat ini..
Beliau adalah Hababah Zahro' Binti Hafidz bin Abdullah Al Haddar.

Beliau berpulang ke Rahmatullah pada malam Selasa, 22 Sya’ban 1436 H/ 9 Juni 2015,
Al-Arifah billah Hababah Zahro’ binti Hafidz bin Abdullah Al-Haddar, ibu kandung Habib Umar bin Hafidz dan Habib Ali Masyhur bin Hafidz.

Beliau wafat pada usia 96 tahun, sepanjang hidupnya Hababah Zahro’ dikenal sebagai wanita yang menghabiskan waktunya untuk ibadah, selalu berpuasa dan berdzikir terus-menerus.

Beliau sangat menjaga lisan dan pendengarannya dari ghibah (menggunjing), sehingga jika seseorang menyebut keburukan orang lain di hadapannya, Hababah Zahro’ segera memotong perkataannya seraya mendoakan,

اَللهُ يَهْدِينَا وَيَهْدِيهِ وَيَحْفَظْ قُلُوبَنَا وَأَلْسِنَتَنَا
“Semoga kita dan dia mendapat petunjuk dari Allah, semoga Allah senantiasa menjaga hati dan lisan kita.”

Setelah suami beliau, Habib Muhammad bin Hafidz syahid diculik komunis saat Habib Umar masih kecil, beliau tetap tegar dan melanjutkan pendidikan putra putra beliau. Sehingga ketika putra-putra beliau menjadi ulama besar.
Habib Umar menjadi rujukan ulama internasional dan kakaknya, Habib Ali Masyhur (ketua majelis mufti di Tarim).

Seseorang bertanya kepada Hababah Zahro’
“Wahai Hababah, apa kiatnya sehingga engkau punya putra-putra yang sholeh seperti mereka?”

Beliau menjawab, “Jadilah engkau orang sholeh, maka anak-anakmu akan menjadi orang sholeh pula.”

Semoga Allah merahmati beliau, meninggikan derajatnya di surga dan memberi kita keberkahan beliau, Aamiin.

Rosululloh Menangis

DAN RASULULLAH PUN MENANGIS
____________________________________
Suatu ketika Rasulullah SAW. pulang dalam keadaan sangat letih dari medan dakwah. Ketika hendak masuk rumah, Khadijah biasanya menyambut beliau berdiri di depan pintu.
.
Ketika Khadijah hendak berdiri menyambut Suami tercinta, Rasulullah berkata: “Wahai Khadijah tetaplah di tempatmu.” Saat itu Khadijah sedang menyusui anaknya Fatimah yang masih bayi.
.
Rasulullah faham dengan kesetiaan Khadijah, Rasulullah TAKJUB dengan pengorbanan Khadijah. Meskipun dalam keadaan LELAH menjaga rumah tangganya. Meskipun dalam keadaan LETIH dalam memelihara anaknya, Khadijah masih sempat menunjukkan KESETIANNYA kepada sang Suami walau dengan hal yang SEDERHANA.
.
Bahkan seluruh harta bendanya diberikan kepada Nabi demi perjuangan Islam dan bahkan lebih dari itu, jiwa dan raganya diperuntukkan untuk Islam.
Tidak jarang Khadijah menahan lapar sambil menyusui anaknya Fatimah ra. Sehingga yang keluar bukan air susu lagi tapi DARAH yang keluar yang MASUK ke dalam MULUT Fatimah.
.
Melihat Khadijah letih menyusui anaknya, Rasulullah mengambil Fatimah dan diletakkan di tempat tidurnya. Gantilah Rasulullah berbaring dipangkuan sang Istri. Karena Rasulullah begitu lelah dan letih dari mendakwahkan islam kepada umatnya yang menolak seruannya, beliaupun tertidur dipangkuan sang istri.
.
Katika itulah khadijah dengan belaian kasih sayang membelai rambut Beliau. Tak terasa AIR MATA Khadijah al-Kubra menetes mengenai pipi Rasulullah SAW. Nabipun terjaga “Wahai Khadijah kenapa engkau menangis? Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad? Dahulu engkau wanita bangsawan, engkau mulia, engkau hartawan, tetapi hari ini engkau telah dihina orang, semua orang telah menjauh darimu, seluruh harta bendamu habis. Adakah engkau menyesal bersuamikan aku, Muhammad?
” Khadijah al-Kubra berkata, “Wahai suamiku, wahai Nabi Allah, bukan itu yang aku tangiskan. Dulu aku memiliki kemuliaan, kemuliaan itu aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya.
Dahulu aku memiliki kebangsawanan, kebangsawanan itupun aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya.
Dahulu aku memiliki harta kekayaan, seluruh harta kekayaan itu aku serahkan untuk Allah dan Rasul-Nya. Wahai Rasulullah, sekarang ini aku tidak memiliki apa-apa lagi. Tetapi engkau masih terus memperjuangkan agama ini.”
“Wahai Rasulullah, sandainya aku telah MATI sedangkan perjuanganmu ini belum selesai, kemudian engkau hendak menyebrangi sebuah lautan, ..engkau hendak menyebrangi sebuah sungai dan engkau tidak menemukan satu perahu pun ataupun jambatan, maka engkau gali lubang kuburku, kemudian ambillah TULANG BELULANGKU, engkau jadikan jembatan sebagai jalan menyeberangi sungai itu untuk menemui umatmu.
"INGATKAN MEREKA AKAN KEBESARAN ALLAH.
INGATKAN MEREKA PERKARA YANG HAQ.
AJARKAN MEREKA SYARI'AT ISLAM WAHAI...RASULULLAH.”
____________________________________

Semoga Bermanfaat

ABUYA MUHTADI KAWAL KIRAB WARGA NU BERKUMPUL DI ALUN ALUN SERANG

MERINDING!!! RIBUAN WARGA NU BANTEN BERKUMPUL DI ALUN-ALUN SERANG

Abuya Muhtadi Kawal Kirab Satu Negeri di Serang

SERANG - Sambil menaiki seekor kuda, Kiai Besar asal Banten, Abuya Muhtadi bin Dimyati mengawal kirab satu negeri yang tiba di Kota Serang, Sabtu (13/10/2018) siang.

Diawali dari masjid Agung Ats-Tsaurah Kota Serang, rombongan kirab satu negeri melakukan long march ke Alun-alun Barat Kota Serang ke acara Pelantikan PW NU Banten.

Setibanya di Alun-alun Barat Kota Serang, ribuan kader dan Banom NU Banten menyambut rombongan kirab satu negeri tersebut.

Bahkan, Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Wahidin Halim dan Andika Hazrumy serta Kapolda Banten, Brigjen Pol Teddy Minahasa menyambut antusias rombongan tersebut.

"Hari ini rombongan KSN tiba di Kota Serang, kita ingin menunjukkan bahwa Indonesia yang beragam ini sebenarnya adalah satu, satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa Indonesia," kata Ketua PW Ansor Provinsi Banten, Ahmad Nuri.

Sementara itu, Gubernur Banten Wahidin Halim yang menyambut rombongan tersebut mengaku bahagia, sebab menurutnya, NU dan Banomnya tidak bisa diragukan lagi terkait persoalan keumatan.

"Kalau soal keumatan, NU tidak diragukan lagi, setiap hari setiap minggu banyak pengajian di Banten, saya ingin Banten maju kedepan, bersatu kita Insyallah, saya senang sekali bisa berkumpul di sini," kata Wahidin.

Kalam Habib Luthfi Bin Yahya

Kata mereka...

Bencana itu kerna tidak mau bela agama
Bencana itu kerna kriminalisasi ulama
Bencana itu kerna berazaskan pancasila
Bencana itu kerna adanya islam nusantara

Mereka lupa...
Kalau bencana haq prerogatif sang pencipta
Kalau bicara sebab tentunya atas banyak fitnah didalamnya

#StopSalingFitnah
#MariBahagia
#KitaIniSama

Sabtu, 13 Oktober 2018

Laki Laki Sholeh

Seorang lelaki yang sholeh bernama Tsabit bin Ibrahim sedang berjalan di pinggiran kota Kufah. Tiba-tiba dia melihat Sebuah apel jatuh keluar pagar sebuah kebun buah-buahan.

Melihat apel yang merah ranum itu tergeletak di tanah membuat air liur Tsabit terbit, apalagi di hari yang panas dan tengah kehausan. Maka tanpa berfikir panjang dipungut dan dimakannyalah buah apel yang lezat itu, akan tetapi baru setengahnya di makan dia teringat bahwa buah itu bukan miliknya dan dia belum mendapat izin pemiliknya.

Maka ia segera pergi kedalam kebun buah-buahan itu hendak menemui pemiliknya agar meminta dihalalkan buah yang telah dimakannya. Di kebun itu ia bertemu dengan seorang lelaki.

Maka langsung saja dia berkata, "Aku sudah makan setengah dari buah apel ini. Aku berharap anda menghalalkannya".

Orang itu menjawab, "Aku bukan pemilik kebun ini. Aku Khadamnya yang ditugaskan menjaga dan mengurus kebunnya".

Dengan nada menyesal Tsabit bin Ibrahim bertanya lagi, "Dimana rumah pemiliknya? Aku akan menemuinya dan minta agar dihalalkannya apel yang telah ku makan ini."

Pengurus kebun itu memberitahukan, "Apabila engkau ingin pergi kesana maka engkau harus menempuh perjalan sehari semalam".

Tsabit bin Ibrahim bertekad akan pergi menemui si pemilik kebun itu. Katanya kepada orang tua itu, "Tidak mengapa. Aku akan tetap pergi menemuinya, meskipun rumahnya jauh. Aku telah memakan apel yang tidak halal bagiku karena tanpa izin pemiliknya. Bukankah Rasulullah s.a.w. sudah memperingatkan kita melalui sabdanya: "Siapa yang tubuhnya tumbuh dari yang haram, maka ia lebih layak menjadi umpan api neraka"

Tsabit bin Ibrahim pergi juga ke rumah pemilik kebun itu, dan setiba di sana dia langsung mengetuk pintu. Setelah si pemilik rumah membukakan pintu, Tsabit langsung memberi salam dengan sopan, seraya berkata,

"Wahai tuan yang pemurah, saya sudah terlanjur makan setengah dari buah apel tuan yang jatuh ke luar kebun tuan. Karena itu maukah tuan menghalalkan apa yang sudah ku makan itu?"

Lelaki tua yang ada dihadapan Tsabit mengamatinya dengan cermat. Lalu dia berkata tiba-tiba, "Tidak, aku tidak boleh menghalalkannya kecuali dengan satu syarat."
Tsabit bin Ibrahim merasa khawatir dengan syarat itu kerana takut ia tidak dapat memenuhinya.

Maka segera ia bertanya, "Apa syarat itu tuan?" Orang itu menjawab, "Engkau harus mengawini putriku !"

Tsabit bin Ibrahim tidak memahami apa maksud dan tujuan lelaki itu, maka dia berkata, "Apakah karena hanya aku makan setengah buah apelmu yang keluar dari kebunmu, aku harus mengawini putrimu?"

Tetapi pemilik kebun itu tidak mempedulikan pertanyaan Tsabit bin Ibrahim. Ia malah menambahkan, katanya,

"Sebelum pernikahan dimulai engkau harus tahu dulu kekurangan-kekurangan putriku itu. Dia seorang yang buta, bisu, dan tuli. Lebih dari itu ia juga seorang yang lumpuh!"

Tsabit bin Ibrahim amat terkejut dengan keterangan si pemilik kebun. Dia berfikir dalam hatinya, apakah perempuan seperti itu patut dia persunting sebagai isteri gara-gara setengah buah apel yang tidak dihalalkan kepadanya?

Kemudian pemilik kebun itu menyatakan lagi, "Selain syarat itu aku tidak akan menghalalkan apa yang telah kau makan !"

Namun Tsabit bin Ibrahim kemudian menjawab dengan mantap,

"Aku akan menerima pinangannya dan perkawinanya. Aku telah bertekad akan mengadakan transaksi dengan Allah Rabbul 'alamin. Untuk itu aku akan memenuhi kewajiban-kewajiban dan hak-hakku kepadanya karena aku amat berharap Allah selalu meridhaiku dan mudah-mudahan aku dapat meningkatkan kebaikan-kebaikanku di sisi Allah Ta'ala".

Maka pernikahan pun dilaksanakan. Pemilik kebun itu menghadirkan dua saksi yang akan menyaksikan akad nikah mereka. Sesudah perkawinan selesai, Tsabit dipersilahkan masuk menemui isterinya.

Sewaktu Tsabit hendak masuk kamar pengantin, dia berfikir akan tetap mengucapkan salam walaupun isterinya tuli dan bisu, kerana bukankah malaikat Allah yang berkeliaran dalam rumahnya tentu tidak tuli dan bisu juga. Maka iapun mengucapkan salam, "Assalamu"alaikum..."

Tak disangka sama sekali wanita yang ada dihadapannya dan kini resmi jadi isterinya itu menjawab salamnya dengan baik. Ketika Tsabit masuk hendak menghampiri wanita itu, dia mengulurkan tangan untuk menyambut tangannya. Sekali lagi Tsabit terkejut karena wanita yang kini menjadi isterinya itu menyambut uluran tangannya.

Tsabit sempat terhentak menyaksikan kenyataan ini. "Kata ayahnya dia wanita tuli dan bisu tetapi ternyata dia menyambut salamnya dengan baik. Jika demikian berarti wanita yang ada dihadapanku ini dapat mendengar dan tidak bisu. Ayahnya juga mengatakan bahwa dia buta dan lumpuh tetapi ternyata dia menyambut kedatanganku dengan ramah dan mengulurkan tangan dengan mesra pula", Kata Tsabit bin Ibrahim dalam hatinya.

Tsabit bin Ibrahim berfikir, mengapa ayah mertuaya menyampaikan berita-berita yang bertentangan dengan yang sebenarnya ?

Setelah Tsabit bin Ibrahim duduk di samping isterinya, dia bertanya, "Ayahmu mengatakan kepadaku bahwa engkau buta. Mengapa?"

Wanita itu kemudian berkata, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah melihat apa-apa yang diharamkan Allah".

Tsabit bin Ibrahim bertanya lagi, "Ayahmu juga mengatakan bahwa engkau tuli, mengapa?"

Wanita itu menjawab, "Ayahku benar, karena aku tidak pernah mau mendengar berita dan cerita orang yang tidak membuat ridha Allah.

"Ayahku juga mengatakan kepadamu bahwa aku bisu dan lumpuh, bukan?" Tanya wanita itu kepada Tsabit bin Ibrahim yang kini sah menjadi suaminya.

Tsabit bin Ibrahim mengangguk perlahan mengiyakan pertanyaan isterinya. Selanjutnya wanita itu berkata,

"aku dikatakan bisu karena dalam banyak hal aku hanya menggunakan lidahku untuk menyebut asma Allah Ta'ala saja. Aku juga dikatakan lumpuh kerana kakiku tidak pernah pergi ke tempat-tempat yang boleh menimbulkan kegusaran Allah Ta'ala".

Tsabit bin Ibrahim amat bahagia mendapatkan isteri yang ternyata amat soleh dan wanita yang memelihara dirinya.

Dengan bangga ia berkata tentang isterinya, "Ketika kulihat wajahnya... Subhanallah, dia bagaikan bulan purnama di malam yang gelap".

Tsabit bin Ibrahim dan isterinya yang salihah dan cantik itu hidup rukun dan berbahagia. Tidak lama kemudian mereka dikaruniai seorang putra yang ilmunya memancarkan hikmah ke seluruh penjuru dunia, Beliau adalah Al Imam Abu Hanifah An Nu'man bin Tsabit.

DAKWAH DAN PERJALANAN HABIB UMAR BIN HAFIDZ DI KUNINGAN JAWA BARAT

Alhamdulillah...

Cahaya Tarim sudah hadir bersama kita, Alhamdulillah Allah Takdirkan hidup dizaman  ini, Alhamdulillah kita di pertemukan yang bersanad dengan, Fakhrul Wujud Alhabib Abubakar Bin Salim sampai Faqihil Muqoddam hingga Rasulullah SAW.

Namun terpenting bukan sebuah pertemua dan bersentuhan tangan saja.  Menghadirkan HATI dengan pemikiran yang di inginkan keturunan keturunan beliau itu yang musti di jalani.

Sesaat kita dihadirkan beliau ditengah kita... bagaimana hati kita, adakah keinginan terus memelihara hasad ? Memelihara pikiran kotor ? Berleha leha dalam majlis yang kurang manfaat ? Masih mencampuri urusan dunia dan akhirat ?

Dimana yg masih ada dalam diri kita, mana yang masih melekat dalam diri kita... jika ada ? Maka segerakan untuk membersihkannya segera..

Jika tidak ada perubahan, 1000 kali kedatangan beliau tidak dapat mempengaruhi apapun dalam diri kita.

Baarokallahu fikum, bagi yg sudah mengiringi beliau dengan 1000 hadroh kemarin. Kami mohon maaf sebelumnya jika dalam seluruh proses banyak mengecewakan saya secara pribadi mohon maaf. Seluruh jajaran struktur ishak kami pun mohon maaf. Perjuangan belum selesai...

Mungkin kita bisa bertemu dalam kesempatan yang sama atau tidak, kita tetap satu perjuangan. Maka TERUSLAH BERJUANG ambil hikmah dan Nasihat beliau dan JALANKAN dari sekarang.

Syukron
Baarokallahu fiikum

SEJARAH BERDIRINYA PENCAK SILAT NU PAGAR NUSA

IPS NU PAGAR NUSA

اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

RABU, 05 SEPTEMBER 2012

Sejarah singkat berdirinya IPS NU PAGAR NUSA

SEJARAH BERDIRINYA PENCAK SILAT NU PAGAR NUSA

         Ikatan pencak silat NU Pagar nusa,sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama yang bertugas menggali,mengembangkan dan melestarikan pencak silat Nahdlatul Ulama sebagai warisan wali songo.

       Berawal dari sebuah perhatian dan sekaligus keprihatinan tentang surutnya dunia persilatan di pelataran pondok pesantren.Padahal pada awalnya pencak silat merupakan kebanggaan yang menyatu dengn kehidupan dan kegiatan pondok pesantren.Tanda-tanda kesurutan antara lain;Hilangnya peran pondok pesantren sebagai padepokan pencak silat.Awalnya pondok pesantren bisa di ibaratkan sebagai sentralkegiatan pencak silat.Kyai atau Ulama pondok pesantren selalu melengkapi dirinya dengan pencak silat,khususnya aspek tenaga dalam atau karomah yang di padu dengan beladiri.Pada saat ituseorang kyai sekaligus juga menjadi pendekar pencak silat.Di sisi lain tumbuh menjamurnya perguruan pencak silat yang lahir seperti jamur di musim penghujan.Dengan segala keanekaragaman,baik di lihat dari segi agama,aqidah maupun kepercayaannya.Satu sama lain bersikap tertutup,menganggap dirinya yang paling baik dan paling kuat.Kebanyakan bersifat lokalsehingga tumbuhnya menjamurdan berguguran setelahnya.

       Keadaan yang demikian mendorong para Ulama pimpinan pondok pesantren,pendekar serta tokoh-tokoh pencak silatutk musyawarah khususnya mencari jalan keluar,yaitu membuat suatu wadah yang khusus mengelola pencak silat NU pd tgl 12 Muharram1406M,bertepatan pd tgl 27 September 1985 M,berkumpulah para Ulama dan para pendekar di pondok pesantren Tebuireng Jombang Jawa timur,utk musyawarah dan sepakat membentuk suatu wadah yang khusus mengurus pencak silat Nahdlatul Ulama.Musyawarah tsb di hadiri Tokoh-tokoh pencak silat dari; Jombang,Ponorogo,Pasuruan,Nganjuk dan Kediri.

       Pada musyawarah tsb di sepakati antara lain membentuk Ikatan pencak silat NU disingkat (IPS NU),musyawarah berikutnya di adakan di pondok pesantren Lirboyo Kediri Jawa timur,dan meminta PWNU Jatim mengirim utusan utk mengikuti pertemuan di Lirboyo Kediri pd tgl 3 Januari 1986,dan utk pertemuan berikutnya tetap di adakan di tempat yang sama.

       Hadir dalam musyawarah tsb para tokoh pencak silat antara lain dari Pasuruan,Ponorogo,Jombang,Nganjuk dan Kediri.Utusan dari PWNU Jatim yaitu K.Bukhori susanto (Lumajang) dan K.Suharbillah SH.LLT dari Ponpes AN-NAJIYAH sidosermo Surabaya.

       Dalam musyawarah tsb disepakati susunan pengurus harian Jatim merupakan embrio pengurus pusat,sbb;

      Ketua umum   ; K.H.Agus Maksum Djauhari

      Sekretaris        ; Drs.H.Fuad Anwar

      Ketua harian   ; K.H.Drs.Abdur Rahman Utsman

      Ketua I           ; H.Suharbillah SH.LLT

      Sekretaris        ; Drs.H.Fuad Anwar

      Sekretaris I     ; Drs.H.Kuncoro

      Sekretaris II    ; Ashar Lamro

       Nama yang di sepakati adalah Ikatan pencak silat NU di singkat IPS NU.Pada waktu Audiensi dgn Pengurus Wilayah NU Jatim di usulkan nama oleh K.H Anas Thohir selaku pengurus wilayah NU Jatim adalah Ikatan pencak silat NU Pagar nusa yang mempunyai kepanjangan Pagar NU dan Bangsa.Nama tsb di ciptakan oleh K.H Mudjib Ridlwan dari Surabaya,putra dari K.H Ridlwan Abdullah pencipta lambing NU.Simbol terdiri dari segi lima warna dasar hijau,di dalamnya ada bola dunia dan di depannya ada pita bertulis Logo La Gholiba illabillah dgn arti tiada yang menang kecuali mendapat pertolongan dari Allah.Di lengkapi dengan bintang sembilan dan trisula (di kalangan NU di kenal dgn nama cabang)sebagai symbol pencak silat.Lambang tsb di usulkan oleh H.Suharbillah.SH.LLT.Disempurnakan dan di rubah menjadi segi lima oleh peserta musyawarah III di Ponpes Tebuireng Jombang.K.H Sansuri Badawi sebagai sesepuh dan penasehat yang sempat hadir dalam musyawarah tsb menandaskan bahwa ;

             Logo yang berbunyi       ; Laa Gholiba illallah  di pertahankan

             Tetapi di rubah menjadi ; Laa Gholiba illa billah.

       Untuk membentuk Susunan Pengurus tingkat Nasional PBNU membuat Surat Pengantar kesediaan di tunjuk sbg Pengurus,Surat pengantar tsb di tanda tangani oleh Ketua Umum PBNU K.H Abdurrahman Wahid,dan Rais Aam K.H Ahmad Siddiq.Insya Allah tanda tangannya K.H Ahmad Siddiq merupakan tanda tangan yang terakhir.

       Lembaga pencak silat NU memenuhi tuntutan organisasi mengadakan Munas I yang di adakan di Ponpes Zainul hasan Genggong Kraksaan Probolinggo Jatim.Surat kesediaan di tempati di tanda tangani oleh K.H Saifurrizal, Insya Allah merupakan tanda tangan beliau yang terakhir.Penentuan tgl pelaksanaan Munas I di tentukan oleh Kyai sendiri yaitu tgl 20-23 September 1991.Ternyata tgl tsb adalah 100 hari wafat beliau. Sehingga waktu pembukaan di adakan Tahlil terlebih dahulu.Sesuai dgn hasil Muktamar NU di Cipasung, Lembaga pencak silat NU Pagar Nusa berubah status dari Lembaga menjadi Badan Otonom, sehingga namanya menjadi; Ikatan Pencak Silat NU Pagar Nusa.

Sekitar tahun 1990-an, mulai diperkenalkan pada seluruh Kabupaten/Kotamadya yang ada di Propinsi Jawa Timur. Khususnya di Kabupaten Sidoarjo atau yang dikenal sebagai kota udang. Sejak diperkenalkan, Pagar Nusa merupakan salah satu organisasi pencak silat yang dapat di perhitungkan terutama dalam bidang prestasi. Tidak hanya itu, Pagar Nusa juga menjadi salah satu ikon penting pada dunia pendidikan terutama pada lingkungan Ma'arif.

Khasiat Air Bekar Berwudhu

FADHILAH AIR BEKAS WUDHU

➡️Kata Abah Guru Sekumpul: "Kalau ada seorang Isteri yang belum mempunyai keturunan, suruh isteri tadi minum air bekas wudhu suaminya, Insya Allah cepat mempunyai keturunan. dan apabila ada seorang isteri yang berani kepada suaminya, sering marah kepada suaminya, suruh isteri itu minum air bekas wudhu, Insya Allah isteri itu akan bakti dan tho'at kepada suaminya.

➡️Kata abah Haji (guru Zuhdi): "Berwudhu itu menggugurkan dosa. air bekas wudhu itu obat segala penyakit. jadi siapapun yang ada penyakit seperti sakit perut atau yang lainnya, minum air bekas wudhu kita itu, Insya Allah akan sembuh karena air bekas wudhu itu obat segala penyakit.

➡️Kata abah (H.AbdurRahman): "Kata almarhum guru disekumpul "Air bekas wudhu seorang ibu insya Allah bisa menjadikan seorang anak menjadi cerdas. Kalau ada seorang anak yang nakal atau lambat faham dalam suatu pelajaran, suruh anak itu minum air bekas wudhu ibunya, Insya Allah anak itu jadi cerdas dan cepat faham dalam suatu pelajaran.

Semoga kita bisa mengamalkannya.
Mudah2an kita semua lantaran Rasulullah saw, dosa2 kita semua diampuni oleh Allah.
Berkat Waliyullah, qobul segala hajat selamat dunia akhirat, mati dalam keadaan Husnul Khatimah dan masuk surga bighoiri hisaab, terkumpul didalam surga bersama Rasulullah, Datu Kalampayan, alhm. Guru disekumpul dan semua para auliya Allah Aamiin...

#KH.Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (alhm.guru disekumpul).
#KH.Ahmad Zuhdi annoor (abah Haji/guru Zuhdi).

Gelar Ainuttarim Dari Habib Umar Bin Hafidz

ماشاء الله تبارك الله....

"Al-Alamah Alhabib Abdulloh Bin SyaHab.
Beliau Mendapat. Gelararan Ainuttarim Dan Merupakan Guru Dari Alhabib Umar Bin Hafidz.
Beliau Berkata:
Walaupun Aku Tidak Duduk Dizaman Alfaqih Muqodam..
Walaupun Aku Tidak Duduk Dizaman Alhabib Abdulloh Bin Alwi Alhadad (imamulhadad)..
Tetapi Aku Cukup Beruntung Karena Aku Hidup Dizaman Hbb Umar".....
       #Menyambut_Kedatangan_Cahaya_Dari_Tarim..
Guru Mulia Al-Hafidz Al-Musnid MaulanalHabib Umar Bin Salim Bin Hafidz BSA...
Mudah"Dengan Sebab Hadirnya Beliau Di Negri Ini ALLOH Angkat Semua Bala Dinegri Ini,  Dan Di Ganti Dengan Keberkahan.
Dan Keberkahan Itu Sampai Kpd Kita Semua..
  #AhlanWasahlanYasayyidi..........

Ikatan Batin Dengan Orang Sholeh

Tidak akan merugi orang-orang yang mempunyai ikatan batin ('alaqah bathiniyah) kepada orang-orang sholeh.

Tidak akan merugi orang-orang yang mencintai orang-orang sholeh,

Tidak merugi orang-orang yang memandang mereka dengan pandangan kasih.

Sebab pandangan itu akan bersaksi karena dicintanya dipadang mahsyar, Sebagaimana mereka yang membenci pasti akan merugi,

karena disaat pelaku maksiat mendapatkan syafaat mereka, sedangkan para pembenci orang sholeh tidak mendapatkannya.

Ya Allah, Jadikanlah kami pecinta hamba-hamba-Mu yang sholeh. Dan karuniakanlah kami anak-anak yang sholeh & sholehah.... Aamiin....

Mencium Tangan Ulama

Mencium tangan para ulama merupakan perbuatan yang dianjurkan agama. Karena perbuatan itu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada mereka.

Kebiasaan mencium tangan merupakan kebiasaan baik sebagai tanda penghormatan, hal ini

telah dilakukan dan diajarkan oleh Rasulullah saw, sebagaimana diriwayatkan bahwa Ibn Abbas ra setelah wafatnya Rasul saw beliau berguru pada Zeyd bin Tsabit ra, maka Ibn Abbas ra disuatu hari menuntun tunggangan Zeyd bin tsabit ra, maka berkata Zeyd ra :

“jangan kau berbuat itu”, maka berkata Ibn Abbas ra : “beginilah kita diperintah untuk menghormati ulama – ulama kita”,

maka turunlah Zeyd bin tsabit ra dari tunggangannya

seraya mencium tangan Ibn Abbas ra dan berkata : “Beginilah kita diperintah memuliakan keluarga Rasulullah saw”. (Faidhul Qadir oleh Al Hafidh Al Imam Abdurra’uf Almanaawiy Juz 2 hal 22), (Is’aful Mubtha’ oleh Al Hafidh Imam Assuyuthi ).

ALLOH PASTI MEMULIAKAN HAMBA YANG BERTAWADHU OLEH HABIB UMAR BIN HAFIDZ

ALLAH PASTI MEMULIAKAN HAMBA-NYA YANG TAWADHU'

Pengertian Sikap atau sifat tawadhu’ atau rendah hati adalah merupakan sikap rendah hati, sayang terhadap hamba-Nya serta tunduk kepada Allah. Allah swt juga menjelaskan pengertian tentang sifat seorang hamba yang rendah hati dalam kitabullah al-Qur’an Al-karim yang berbunyi :

وَعِبَادُ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلَّذِينَ يَمۡشُونَ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ هَوۡنٗا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ ٱلۡجَٰهِلُونَ قَالُواْ سَلَٰمٗا

Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan

Sungguh mulia Islam mengajarkan tentang sifat atau sikap mulia tawadhu’. Berdasarkan penjelasan Allah dalam Al-Qur’an di atas, mengajarkan bahwa seorang hamba Allah yang mempunyai sikap tawadhu’ adalah sikap seorang hamba Allah yang berjalan di atas bumi ini dengan rendah hati.

Orang yang memiliki sikap tawadhu’ adalah orang yang tidak pernah sombong dan bersikap angkuh dan tidak pernah menyombongkan diri. Karena orang yang sombong akan ditempatkan Allah dalam di neraka yaitu neraka Jahannam yang terdapat tujuh pintu di dalamnya. Dan Allah tidak menyukai serta memurkai orang-orang yang sombong, sebagaimana dijelaskan dalam firman-firmannya berikut ini:

وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِي ٱلۡأَرۡضِ مَرَحًاۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخۡتَالٖ فَخُورٖ

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman : 18).

Semoga Allah senantiasa menjaga hati dan perbuatan kita dari kekotoran dan maksiat-maksiat dzahir dan bathin.

KH.Musyfiq Amrulloh

Doa Abi ketika Halal Bihalal IKTAPA 23 Juni 2018
.
"Ya Allah... Jangan matikan aku sebelum santri-santri aku berguna bagi masyarakat"
.
"Semoga Allah senantiasa memberikan kesehatan kepadanya, memberikan keberkahan dalam hidupnya dan memberikan keberkahan dalam rizkinya.
امين يا الله يا رب العالمين
Selamat ulang tahun yang ke 55 03 September 1963 - 03 September 2018.
.
@pontren_attawazun @info_iktapa
#santriabi #santrikeren #santrijawabarat #santrinusantara #aisjawabarat #aisjawiwetan  #aisnusantara #kyai #inspiratif

Ijazah Habib Umar Bin Hafidz Agar Ilmu Manfaat

﷽ #Ijazah_Dari_Guru_Mulia_Al_Habib_Umar_Bin_Hafidz_الحبيب_عمر_بن_حفيظ....

#Saya ijazahkan kepada kamu semua agar mencari ilmu yang bermanfaat....#Ilmu yang mulia dan mengamalkan ilmu yang di dapat bersungguh bersungguh mengajarkannya kepada ahli keluarga,....#Anak dan berdzikir kepada الله,....#Selalu hadir di majelis ilmu  dan saling menasehati satu sama lain,....#Berbagi amalan yang supaya mendekatkan diri kepada الله

#Saya ijazahkan kepada kalian semua untuk membaca :

#LA_ILAHA_ILLALLAH_AL_MALIKUL_HAQQUL_MUBIN_100x

#Fadhilah_Nya 👇🏻 :

🌹Melancarkan Rezeki dari banyak sudut.
🌹Merubah Sifat Manusia
🌹Tenang Dari Binggung Di Alam Kubur
🌹Di buka Pintu Syurga
🌹Selamat Siksa Kubur
🌹Akan Datang Segala Kemudahan Di dunia
🌹Dengan setiap membaca maka الله akan menjadikan Malaikat Bertasbih Buat nya Kepada Allah.

🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
#Qobilna_Ijazah..

Jumat, 12 Oktober 2018

Habib Muhammad Luthfi bin Hasyim Bin Yahya

Berikut adalah sebuah kisah nyata yang dituturkan oleh saudara Dailami Firdaus. Beliau memiliki guru di rumahnya di Kepu Kemayoran bernama Ust. Hadi Balahmar (untuk kemudian disingkat Ust. Hadi atau Ka Hadi yang merupakan panggilan akrabnya). Beliau adalah seorang keturunan Arab Yaman namun bukan ahlul bait.

Ust. Hadi sangat dicintai masyarakat karena kesabarannya yang besar dalam mengajar dan beliau pun menjadi panutan warga di lingkungannya. Ust. Hadi juga sangat dihormati oleh masyarakat non Muslim. Guru-guru beliau yang tidak asing di kalangan warga Jakarta khususnya Kemayoran diantaranya KH. Maulana Kamal Yusuf (Paseban), Habib Seggaf bin Syaikh Abu Bakar (Cakung) juga almarhum KH. M. Syafi’i Hadzami. Dari KH. M. Syafi’i Hadzami beliau diamanatkan untuk menempati sebuah tanah waqaf yang khusus digunakan untuk ta’lim dan oleh Ust. Hadi dibangunlah sebuah madrasah bernama Madrasah Diniyyah al-Ma’muriyah al-‘Asyirotussyafi’iyyah yang selain merupakan cabang al-‘Asyirotussyafi’iyyah juga sebagai tanda kecintaan beliau kepada sang guru KH. M. Syafi’i Hadzami.

Maka dimulailah kisah ini. Berawal dari waktu Dzuhur ketika Ust. Hadi menyelesaikan shalat Dzuhur di sebuah masjid beliau melihat seseorang yang mengambil air wudhu di tempat yang salah. Maka Ust Hadi pun menegur dengan lembut: “Maaf Pak, kalau mengambil air wudhu di belakang. Di sana ada tempat khusus untuk mengambil air wudhu. Sedangkan di sini untuk menyiram tanaman dan yang lain.”

Orang itu pun menuruti namun dengan gelagat yang sedikit mencurigakan seperti orang yang sedang ketakutan. Namun Ust. Hadi berusaha berprasangka baik kepada orang itu kemudian beliau pulang ke rumahnya.

Di lain pihak terlihat seorang pria yang sedang sibuk menanyakan tempat tinggal seorang pria Arab yang baru saja meninggalkan masjid (maksudnya Ust Hadi). Pria tersebut tak lain adalah seorang yang tadi ditegur oleh Ust. Hadi untuk mengambil air wudhu di tempat yang seharusnya. Tanpa begitu kesulitan seorang warga yang sudah mengerti siapa yang dimaksud oleh pria tersebut kemudian menunjukkan dan mengantarkan pria tersebut ke rumah Ust. Hadi.

Sesampainya di sana orang yang mengantarkan tersebut memanggil Ust. Hadi dari luar pagar rumahnya: “Assalamu’alaikum Ka Hadi.”

“Wa’alaikum Salam.” Jawab Ust. Hadi.

“Ini ada orang katanya mau ketemu Ka Hadi,” tegas orang yang mengantarkannya.

“Oh silakan, ada pelu apa?” tanya Ust. Hadi.

Tiba-tiba seorang yang ingin bertemu dengan Ust. Hadi tersebut mengatakan hal yang di luar dugaan: “Tolong jangan pukul saya, maafkan saya, jangan pukul saya!”

Mendengar kata-kata yang aneh tersebut Ust. Hadi menjawab: “Siapa yang mau pukul ente, emangnya ente salah apa? Ane tanya ada perlu apa ko ane pukul? Maksud ente apa mau ke sini?”

Orang itu pun mengajukan maksud kedatangannya: “Saya mau masuk Islam Pak Ustadz,” katanya. 

Bertambah heranlah Ust. Hadi karena sebelumnya beliau melihat orang itu mengambil air wudhu dan shalat di masjid. Ust. Hadi pun berbalik bertanya pada orang itu: “Bukannya ente tadi shalat?”

Orang itu menjawab: “Ya, tapi selama ini saya dari golongan Islam Ahmadiyyah.”

Ust. Hadi pun mengucapkan istighfar. Setelah mengerti apa maksud kedatangan orang tersebut yang pada akhirnya diketahui bernama Muhammad Sholeh. Ust. Hadi pun memanggil tetangga yang juga merupakan muridnya untuk dijadikan sebagai saksi persaksian dua kalimat Syahadat Muhammad Sholeh. Namun sebelum mengucap dua kalimat syahadat orang yang bernama Sholeh itu berkata: “Maaf Ustadz, saya tidak memiliki uang untuk masuk Islam, tolong jangan mahal-mahal ya!”

Dengan terheran-heran Ust. Hadi menjelaskan dengan penuh kesabaran dan kearifannya. Beliau menjelaskan kepada Muhammad Sholeh bahwa Islam yang sebenarnya yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. dan Bukan Mirza Ghulam Ahmad yang sesat itu tidak memungut biaya sepersen pun kepada orang yang hendak masuk Islam, karena Allah Swt. tidak membebani dan menghalangi dalam bentuk apapun kepada hamba yang telah diberi hidayahNya.

Sampailah pada persaksian persyahadatan Muhammad Sholeh yang disaksikan oleh beberapa tetangga yang juga merupakan murid Ust. Hadi. Ketika hendak dituntun untuk mengucap dua kalimat syahadat. Muhammad Sholeh dengan yakin mengucapkan dengan kalimat: “Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah. Wa asyhadu anna Muhammad Mirza Ghulam Ahmad Nabiyyallah.”

Maka tersentak kagetlah Ust. Hadi beserta para saksi mendengar kalimat Syahadatain yang salah. Karena dalam lafadz tersebut dibarengi dengan kalimat nama Mirza Ghulam Ahmad yang notabene adalah nabi palsu yang sesat dan menyesatkan. Ust. Hadi berkata: “Tolong ulang Syahadatain ente, karena Syahadatain itu salah dan tolong buang nama Mirza Ghulam Ahmad itu karena dia itu bukan seorang nabi dan ganti kata nabiyallah itu dengan Rasulullah.”

Maka dengan penuh kesabaran Ust. Hadi menuntunnya untuk mengucap dua kalimat Syahadat yang sesungguhnya. Walaupun sempat berkali-kali Muhammad Sholeh sempat mengulang kata Mirza, namun dengan segera dibenarkan oleh Ust. Hadi sehingga sampailah dia kepada kalimat yang sebenarnya mengucapkan: “Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah wa Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah.”

Setelah selesai mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai pertanda bahwa ia telah masuk Islam yang sebenarnya, Muhammad Sholeh mulai menceritakan kehidupan pribadinya selama ia masih berada dalam lingkungan Ahmadiyyah. Dari sinilah terbongkar berbagai penyimpangan-penyimpangan yang sangat jelas menyesatkan. Ia memang berasal dari keluarga yang menganut kepercayaan Ahmadiyyah tulen. Dia juga sudah memiliki seorang istri dan anak.

Di lingkungan Ahmadiyyah, Muhammad Sholeh dapat dikatakan seorang ustadz karena dia mampu menarik seseorang sehingga ia mau masuk dalam ajaran Ahmadiyyah. Dikatakannya bahwa seseorang yang dapat merangkul atau mengajak seseorang sampai dia mau masuk ajaran Ahmadiyyah maka tingkatan atau levelnya semakin tinggi dan dapat dikatakan sebagai seorang guru. Dan seorang guru tersebut yang telah dapat merekrut orang-orang yang baru masuk ajarannya, maka istri-istri atau anak-anaknya boleh disetubuhi oleh orang yang merekrut tersebut. 

Ust. Hadi lalu bertanya: “Ente kan tahu kalau secara logika saja hal itu sangat tercela, tapi kenapa ente ikut saja dengan ajaran itu tanpa berfikir lagi?”

Dijawab: “Memang sudah ajarannya dari sana seperti itu dan saya tidak berani membantahnya.”

Ust. Hadi pun beristighfar dan menjelaskan bahwa itu adalah perbuatan yang haram dan Islam sangat memuliakan wanita hingga menyentuh yang bukan muhrim saja dilarang demi kehormatannya.

Disamping itu Muhammad Sholeh juga mengatakan bahwa ia telah menunaikan ibadah haji. Namun hajinya itu bukan dilakukan di Makkah melainkan di Pakistan di tempat makam Mirza Ghulam Ahmad sang nabi palsu. Dikatakan bahwa seseorang yang mengelilingi kuburannya Mirza Ghulam Ahmad itu pada waktu haji (waktu haji versi Ahmadiyyah) maka dapat dikatakan bahwa orang itu mendapat predikat haji. 

Ketika Ustadz Hadi bertanya mengapa ia mau saja mengikuti hal itu karena pada umumnya ummat muslim melakukan haji di Makkah al-Mukarromah bukan di Pakistan, orang itu pun menjawab seperti jawaban yang sama karena sudah dari sana ajarannya seperti itu dan tidak berani membantahnya. Ust. Hadi pun segera meluruskan pemahamannya itu.

Muhammad Sholeh sang mantan pengikut Ahmadiyyah itu mengatakan lagi bahwa Ahmadiyyah juga memiliki kitab suci yang bertuliskan Arab namun kitab itu bukan bernamakan kitab al-Quran melainkan kitab at-Tadzkirah yang katanya sebagian besar adalah wahyu yang didapat oleh Mirza sang nabi palsu. Ia pun menceritakan kepada Ust. Hadi bahwa semakin lama ia semakin menyadari bahwa dirinya telah terjerumus ke dalam ajaran yang menyesatkan. Kemudian barulah ia berusaha mencari sebuah kebenaran.

Secercah hidayah dari Allah itu akhirnya datang juga. Bermula dari sebuah gerbong kereta api pada suatu hari ketika ia hendak pergi ke suatu tempat. Di kereta api tersebut ia bertemu seseorang yang dianggapnya mampu menanyakan berbagai hal yang selama ini menjadi tanda tanya besar dalam dirinya. Orang tersebut bernama Ustadz Luthfi yang sebenarnya adalah Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan. Seorang ulama besar Pekalongan yang terkenal dengan thariqahnya itu. Seperti kita ketahui Habib Luthfi juga menjadi pengasuh rubrik tanya jawab masalah spiritual di majalah Alkisah. Namun Muhammad Sholeh belum menyadari bahwa yang berhadapan dengannya ialah Habib Luthfi bin Yahya seorang ulama besar.

Ust. Hadi pun belum menyadari bahwa yang dimaksud oleh Muhammad Sholeh itu adalah Habib Luthfi bin Yahya. Karena yang Muhammad Sholeh katakan bahwa orang itu bernama Ustadz Lutfi dan beliau memiliki pesantren di Pekalongan. Hanya itu.

Dari Habib Luthfi itulah ia mendapatkan berbagai wawasan mengenai Islam yang sesungguhnya. Dan ia menyadari bahwa ia telah terjerumus dalam kesesatan. Dan oleh Habib Luthfi, Muhammad Sholeh diperintahkan agar segera mencari seseorang yang tepat untuk kembali mengucapkan Syahadatain. Selain itu Habib Luthfi memberikan alamat rumah kepadanya. Maka sampailah ia kepada Ust. Hadi dan mengucap dua kalimat syahadat seperti yang diceritakan di atas.

“Setelah ini ente mau ke mana?” tanya Ustad Hadi.

“Saya sekarang mau mencoba ke rumah Ustadz Luthfi di Pekalongan. Memang sangat berat meninggalkan anak istri, namun keinginan saya untuk bertemu kembali dengan Ustadz Luthfi lebih kuat,” jawabnya. Setelah itu Muhammad Sholeh segera pamit dari rumahnya.

Waktu pun berlalu hingga sampailah pada waktu Hari Raya ‘Iedul Fithri 1427 H. Ketika itu Ust. Hadi sedang merayakan hari kemenangan bersama keluarganya. Tiba-tiba datang seorang pemuda berumur tiga puluhan mengucapkan salam di depan rumahnya. Setelah menjawab salam Ust. Hadi segera menghampiri datangnya suara panggilan tersebut. Setelah dilihatnya ternyata orang itu adalah Muhammad Sholeh. Maka segeranya dengan senang hati ia dipersilakan masuk.

Setelah dipersilakan masuk dengan jamuan yang disediakan, Ust. Hadi menanyakan kabar Muhammad Sholeh sekarang dan maksud kedatangannya. Muhammad Sholeh bercerita bahwa Alhamdulillah ia baik-baik saja dan sekarang ini ternyata ia tinggal di Pekalongan tepatnya di pesantren yang dipimpin oleh Habib Luthfi. Dan selama ini ia baik-baik saja tinggal di sana. Ia juga memuji keilmuan gurunya serta keluhuran budi pekerti Habib Luthfi serta beberapa hal yang terjadi pada diri Habib Luthfi berkenaan dengan ilmunya yang tinggi.

Maksud kedatangan Muhammad Sholeh ialah hanya menyampaikan amanat dari gurunya, Habib Luthfi bin Yahya, untuk menyampaikan salam kepada Ust. Hadi. Ust. Hadi pun mengucapkan Wa’alaikumussalam untuk Habib Luthfi kepadanya.

Bukan hanya itu, ternyata Muhammad Sholeh juga mengatakan bahwa Habib Luthfi ingin sekali bertemu berkunjung ke rumah Ust. Hadi . Mendengar keinginan gurunya itu, Ust. Hadi pun termenung sejenak dan dengan berat hati menolak permintaanya itu. Karena menurut pikirannya ia merasa tidak pantas dikunjungi oleh seorang ulama terlebih dari kota yang jauh apalagi memiliki pesantren. Maka dijawabnya oleh Ust. Hadi bahwa dirinya saja yang pergi bersilaturahim kepada Habib Luthfi di Pekalongan bersama beberapa muridnya. Insya Allah.

Perlu diketahui bahwa sebenarnya Ust. Hadi waktu itu belum mengenal Habib Luthfi bin Yahya. Bahkan ia tidak tahu kalau ada seorang habib yang bernama Habib Luthfi. Hal ini dapat dilihat saat Ust. Hadi bercerita pada waktu pengajian rutinnya mengenai kedatangan seorang mantan Ahmadiyyah yakni Muhammad Sholeh. Serta keinginan kedatangan Habib Luthfi ke rumahnya, ia bersikap seperti biasa dan memang ia sudah menolak dengan alasan kurang adab dan meminta agar dia saja yang berkunjung ke pesantren Habib Luthfi.

Namun ada seorang murid Ust. Hadi yang tampaknya menyadari bahwa yang dimaksud Habib Luthfi dari Pekalongan ialah Habib Luthfi bin Yahya. Maka ia pun segera mengambil majalah Alkisah, yang terdapat fotonya di rubrik tanya jawab spiritual.

Setelah ditunjukkannya foto Habib Luthfi di majalah Alkisah, Ust. Hadi pun tersentak kaget. Ia tidak mengira bahwa yang dimaksud Habib Luthfi ternyata adalah ulama besar jauh dari perkiraannya. Bahkan selain ulama besar juga termasyhur di Nusantara melalui thariqahnya.

Salah seorang murid beliau mengatakan bahwa Habib Luthfi juga seorang Ahlul Kasyaf sehingga terdengar celetukan: “Wah… kalau Habib Luthfi datang ke sini kita bisa diterawang nih! Ka Hadi sih enak orang baik. Nah kita-kita ini banyak dosanya. Gimana mau ketemu beliau?” kata murid Ust. Hadi bercanda.

Seorang murid yang lain menambahkan: “Habib Luthfi itu murid-muridnya banyak loh Ka Hadi. Kalau beliau ke Jakarta pasti banyak yang ngikutin, apalagi kalau ke Madrasah ini, bakal rame nich Gang Dua (maksudnya rumah Ust. Hadi).”

Seorang teman yang lain menambahkan: “Ka Hadi bakal terkenal nih.”

Suasana pengajian pun menjadi ramai penuh canda. Namun di dalam hati mereka sebagai murid Ust. Hadi ada perasaan bangga karena mendapat pengalaman yang sangat berharga. Selain mengembalikan hamba Allah yang tersesat ke jalan yang benar, beliau juga dikenal oleh ulama yang terkenal yang beliau sendiri belum mengenalnya. Mungkin hal itu adalah salah satu keistimewaan dan hasil keikhlasan beliau dalam berdakwah.

Di tengah-tengah pembicaraan muridnya, Ust. Hadi pun berkata: “Tenang, saya kan sudah bilang sama Muhammad Sholeh agar saya saja yang berkunjung. Ya dengan teman-teman deh.” (Ust. Hadi sering menyebut murid-muridnya dengan kata “teman”).” 

“Tapi sebelum itu ente musti taubat dulu yang benar biar gak diterawang sama Habib Luthfi,” kata beliau lagi sambil bercanda. 

Maka mereka pun segera berniat melakukan perjalanan ke Pekalongan untuk bersilaturahim kepada Habib Luthfi dan murid-murid beliau khususnya Muhammad Sholeh.

Oleh Dedi fahrurroji, Pagaden Barat Subang 12 Oktober 2018

Tentang Penyakit Hati

*HATI YANG CELIK DAN HATI YANG BUTA*

Hati seseorang yang celik, perasaannya tajam.
Kerana tajamnya dia sangat halus perasaannya.
Halus perasaannya itu kerana rasa bertuhannya sangat tajam.
Rasa bertuhannya dia bawa ke mana-mana.
Kerana Tuhannya itu ada di mana-mana tapi bukan di sini, bukan di sana.
Hati yang celik, hati yang sentiasa jaga.
Tuhan sentiasa di dalam ingatannya.
Kalaupun ada lalainya sedikit sahaja.
Apabila rasa bertuhannya tajam di dalam hatinya.
Dia sentiasa malu membuat dosa.
Sangat sensitif dengan kebaikan.
Kebesaran Tuhan dapat dirasa setiap masa.
Kehebatan-Nya menjadikan kecut dan takut hatinya.
Kuasa Tuhan menggerunkannya.
Dia sedar kuasa Tuhan tidak ada batasnya.
Kerana Tuhan boleh membuat apa sahaja kepadanya bila-bila masa.
Hati yang celik terasa dilihat oleh Tuhan di mana sahaja.
Pada Tuhan tidak ada apa yang melindungi-Nya.
Sentiasa terasa didengar, sentiasa diketahui oleh-Nya di setiap detik dan masa.
Hati yang jaga sentiasa khudhuk dan khusyuk kepada Tuhannya.
Menjadikan tawadhuk, hingga kebesaran dan kesombongan diri hilang lenyap dibuatnya.
Hati yang hidup apabila membuat dosa derita jiwanya.
Dia pun menyesal dan bertaubat kepada Tuhannya dengan segera.
Hati yang celik sangat tersentuh apabila Tuhan disebut nama-Nya.
Gerun hatinya, kecut perutnya.
Apabila melihat orang susah rasa simpatinya.
Sedih pun tiba, bantuan pun diberi kepadanya.
Sangat berkasih sayang sesama manusia.
Apatah lagi yang Muslimnya.
Hati yang hidup Akhirat sentiasa di dalam ingatannya.
Dia susah hati bagaimana nasibnya di sana.
Apakah dia ke Syurga atau ke Neraka.
Menjadikan hatinya hilang rasa cintakan dunia.
Kerana itulah dia pun mengorbankan harta dan kesenangannya untuk Tuhannya.
Begitulah sifat hati yang hidup atau yang jaga.
Apakah hati kita jaga atau buta?
Jawabannya ada pada kita.

Oleh Dedi Fahrurroji Al Ahqoff

Kisah Cinta Habib Syekh Bin Abdul Qodir Assegaf

Kisah Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf

Foto  Habib Syech bin Abdul Qodir AssegafHabib Syech bin Abdul Qodir Assegaf adalah salah satu putra dari 16 bersaudara putra-putri Alm.

Al-Habib Abdulkadir bin Abdurrahman Assegaf ( tokoh alim dan imam Masjid Jami’ Asegaf di Pasar Kliwon Solo), berawal dari pendidikan yang diberikan oleh guru besarnya yang sekaligus ayah handa tercinta, Habib Syech mendalami ajaran agama dan Ahlaq leluhurnya.

Berlanjut sambung pendidikan tersebut oleh paman beliau Alm. Habib Ahmad bin Abdurrahman Assegaf yang datang dari Hadramaout.

Habib Syech juga mendapat pendidikan, dukungan penuh dan perhatian dari Alm. Al-Imam, Al-Arifbillah, Al-Habib Muhammad Anis bin Alwiy Al-Habsyi (Imam Masjid Riyadh dan pemegang magom Al-Habsyi). Berkat segala bimbingan, nasehat, serta kesabaranya, Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf menapaki hari untuk senantiasa melakukan syiar cinta Rosul yang diawali dari Kota Solo.

Waktu demi waktu berjalan mengiringi syiar cinta Rosulnya, tanpa disadari banyak umat yang tertarik dan mengikuti majelisnya, hingga saat ini telah ada ribuan jama’ah yang tergabung dalam Ahbabul Musthofa. Mereka mengikuti dan mendalami tetang pentingnya Cinta kepada Rosul SAW dalam kehidupan ini.

Ahbabul Musthofa, adalah salah satu dari beberapa majelis yang ada untuk mempermudah umat dalam memahami dan mentauladani Rosul SAW, berdiri sekitar Tahun 1998 di kota Solo, tepatnya Kampung Mertodranan, berawal dari majelis Rotibul Haddad dan Burdah serta maulid Simthut Duror Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf memulai langkahnya untuk mengajak ummat dan dirinya dalam membesarkan rasa cinta kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW .

Sampai sekarang, Habib Syech masih melantunkan syair-syair indah nan menggetarkan hati Sholawat Shimthud Durror di berbagai tempat, untuk di Jogja setiap malam Jumat Pahing di IAIN SUKA, Timoho.

Sholawat rutin :
setiap hari Rabu Malam dan Sabtu Malam Ba’da Isyak di Kediaman Habib Syech bin Abdulkadir Assegaf .
Pengajian Rutin Selapanan Ahbabul Musthofa
– Purwodadi ( Malam Sabtu Kliwon ) di Masjid Agung Baitul Makmur Purwodadi.
– Kudus ( Malam Rabu Pahing ) di Halaman Masjid Agung Kudus.
– Jepara ( Malam Sabtu Legi ) di Halaman Masjid Agung Jepara .
– Sragen ( Malam Minggu Pahing ) di Masjid Assakinah, Puro Asri, Sragen.
– Jogja ( Malam Jum’at Pahing ) di Halaman PP. Minhajuttamyiz, Timoho, di belakang Kampus IAIN.
– Solo ( Malam Minggu Legi ) di Halaman Mesjid Agung Surakarta.

Jangan hanya main band meniru dan mengidolakan gaya orang-orang kafir, tapi Nabi sendiri tidak pernah ditiru dan dipuji puji! Sudah saatnya bersholawat, menjunjung, memuji dan meniru Nabi Muhammad SAW agar memperoleh syafaatnya dan beliau mengakui kita sebagai umatnya, karena percuma saja kita yg mengaku ngaku umatnya, tapi tidak pernah bersholawat.

Habib Umar Bin Hafidz Derajat Orang Yang Berilmu

. TIGA DERAJAT ORANG BERILMU 1. Derajat Al Alim Yaitu orang yang memiliki ilmu cukup untuk skala lokal, kebutuhan masyarakat sekampung, s...